Apa Kamu pernah mendengar nama ‘Kampung Batik Laweyan’? Jika ingin membeli atau mengetahui seputar kain tertentu, sangat disarankan untuk langsung datang ke pusatnya yaitu Kampung Batik Laweyan. Sebab, di sana Kamu akan mendapatkan informasi secara langsung dan menyeluruh, seputar bahan-bahan maupun jenis lainnya.
Mengenal Kampung Batik Laweyan
Suatu wilayah bernama Kampung Lawean ini merupakan salah satu tempat yang sebagian besar dihuni oleh para pengrajin batik. Di sana, Kamu akan dibuat terkesima saat melihat beragam jenis kain bermotif ala Indonesia.
Kampung Laweyan juga menjadi pusat perekonomian warga sekitar. Hal itu disebabkan karena wilayahnya termasuk ke dalam lokasi produksi. Tempat tersebut memang di desain secara khusus, guna dijadikan destinasi belanja dan wisata edukasi bagi wisatawan.
Jika Kamu berada di sana, jangan segan mencoba proses pembuatan batik. Mulai dari membubuhkan lilin di atas kain, hingga fase perendaman. Hal tersebut dapat dijadikan sarana oleh Kampung Laweyan demi mengenalkan khazanah budaya asli Indonesia kepada wisatawan.
Alamat Kampung Batik Laweyan
Apabila menggunakan transportasi kereta, Kamu bisa turun di Stasiun Purwosari. Setelah itu, masuk ke Jalan Brigjend Selamet Riyadi, ambil ke kanan melewati jalan Perintis Kemerdekaan. Lurus terus hingga sampai di Jalan Dr. Radjiman, Kota Solo.
Kampung Batik Laweyan terletak di Jalan Dr. Radjiman No. 521, Kampung Laweyan, Kota Surakarta, Jawa tengah. Jaraknya 62 km dari pusat Jogjakarta. Apabila menggunakan kendaraan pribadi, Kamu bisa langsung mengakses layanan melalui Google Maps.
Sejarah Singkat Berdirinya Kampung Batik Laweyan
Kampung Batik Lawean ini telah memiliki riwayat teramat panjang terkait dunia perbatikkan di Indonesia. Data sejarah menunjukkan, pada era Kerajaan Pajang (sekitar tahun 1546) Laweyan telah berdiri sebagai sentra produksi batik tulis.
Namun naasnya, sentra kampung ini sempat mengalami gulung tikar. Hal itu disebabkan karena China mulai mengenalkan teknologi printing pada batik-batik di atas kain. Sehingga, pengrajin mulai kehilangan pelanggan dan mata pencahariannya.
Akan tetapi saat masa pemerintahan Jokowi, Kampung Laweyan berusaha dihidupkan kembali. Salah satu langkahnya yaitu merenovasi 30 rumah kuno yang dahulunya memiliki andil besar dalam perkembangan batik di Kota Solo ini.
Macam-macam Kain Batik yang Ada di Kampung Lawean
Solo merupakan satu kota yang cukup terkenal dan melimpah akan jenis batiknya. Selain itu, juga memiliki ciri khas unik dan menjadi daya tarik tersendiri. Berikut adalah beberapa motif yang dapat Kamu temukan di Kampung Laweyan:
1. Motif Parang
Motif ini paling banyak dikenal oleh masyarakat dibandingkan jenis lain. Bentuknya seperti huruf S yang jalin menjalin dengan posisi setengah diagonal. Istilah ‘Parang’ sendiri diambil dari kata ‘pereng’ dan memiliki arti lereng.
Batik Parang sudah digunakan sejak masa Keraton Mataram dan Kartasura. Makna dari motif ini adalah semangat yang gigih dan terus berkesinambungan. Di Laweyan, Kamu dapat membeli jenis ini dengan berbagai modifikasi warna yang menawan.
2. Motif Kawung
Pada masa dahulu, batik motif ini hanya boleh digunakan oleh keluarga kerajaan. Hal tersebut dikarenakan, makna yang tersirat di dalamnya berkaitan erat dengan wibawa, kekuatan mengendalikan hawa nafsu dan hati nurani
Nama batik diambil dari sebutan masyarakat dulu terhadap buah yang kini dikenal sebagai kolang-kaling. Motif batik ini berbentuk bulatan-bulatan mirip Kawung, ditata berjejer secara simetris dan geometris
3. Motif Sidomukti
Nama Sidomukti berasal dari dua kosakata Bahasa Jawa yang artinya ‘kemakmuran berkesinambungan’. Motif ini biasanya diidentikkan dengan kain jarik dan pakaian adat pengantin Jawa, khususnya Kota Solo.
Batik Sidomukti sangat populer dan banyak sekali Kamu temukan di Kampung Laweyan. Adapun motif ini melambangkan harapan akan kemakmuran yang tidak akan berakhir serta turun temurun, baik di dunia maupun akhirat
4. Motif Truntum
Batik satu ini memiliki cerita sejarah yang tidak biasa. Truntum diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kencana permaisuri Sunan Pakubuwana III. Selanjutnya, Motif tersebut dimaknai sebagai lambang cinta dengan ketulusan, abadi serta terus menerus tumbuh atau truntuman.
Dalam tradisi, Trumtum biasa digunakan untuk baju orang tua pengantin. Nama batik ini juga sering diartikan sebagai tuntunan. Bentuk motifnya seperti bunga dengan delapan kelopak kecil-kecil. Disusun secara horizontal dan disekat dengan garis-garis bertitik.
5. Motif Sawat
Motif batik ini sekilas seperti ekor kucing yang melingkar-lingkar dan bentuknya memang cukup unik. Oleh sebabnya, dahulu jenis ini dianggap sakral dan hanya digunakan raja beserta keluarga. Maklum saja, Sawat melambangkan sebuah kekuasaan
Batik Sawat memiliki arti sayap, ada juga yang memaknainya sebagai hawa nafsu. Susunan motif ini sering diidentikkan dengan burung garuda. Jenis ini dipercaya dapat melindungi pemakainya dari mara bahaya ataupun kesedihan.
Beberapa Rekomendasi Tempat Wisata di Kampung Batik Lawean
Apabila Kamu dan keluarga berencana mengunjungi salah satu destinasi wisata yang ada di Solo ini, pastikan untuk tidak melewatkan beberapa rekomendasi tempat wisatanya. Lantas, simak terlebih dahulu serangkaian ulasan berikut ini:
1. Kampung Kuno yang Eksotis
Semenjak renovasi dilakukan oleh pemerintah daerah Kota Solo, Kampung Laweyan menjelma bak kota klasik dengan kesan amat sangat historis. Kamu dapat langsung merasakan nuansa tersebut ketika memasuki gang kecil yang merupakan jalur masuk utama.
Di sana, Kamu akan disajikan pemandangan memukau berupa rumah warga yang memiliki desain beraneka ragam. Mulai dari bentuk Joglo hingga arsitektur Eropa dan China. Serta terdapat ornamen-ornamen lawas lengkap nan megah.
2. Puluhan Toko Batik Asli Produk Laweyan
Terdapat banyak sekali toko maupun showroom di sepanjang gang Kampung Batik Laweyan. Usaha-usaha tersebut murni milik masyarakat sendiri yang dibangun semenjak daerah ini dijadikan destinasi wisata. Bagaimana? Tertarik mengunjungi?
Di sini, Kamu bisa menemukan berbagai olahan Batik dari kain hingga souvenir. Penjualnya pun ramah-ramah dan kalem. Khas masyarakat asli Solo pada umumnya.
3. Museum Batik Samanhudi
Museum ini didirikan untuk melengkapi Kampung Laweyan menjadi tempat wisata edukasi. ‘Samanhudi’ sendiri merupakan nama saudagar batik terbesar di wilayah Laweyan dan juga seorang tokoh pendiri partai Sarekat Dagang Islam (SDI).
Di dalam museum Samanhudi, terdapat benda-benda kuno yang berkaitan dengan pembuatan kain khas Indonesia ini. Misalnya ada canting, anglo, replika kain batik dan salinan-salinan dokumen Sarikat Islam. Terdapat pula foto-foto dokumentasi beliau bersama keluarga dan usahanya.
5. Sentra Kuliner Khas Solo
Bagian satu ini tak kalah penting. Setelah lelah berjalan-jalan menyusuri gang eksotis dan berbelanja berbagai macam batik, Kamu tentu lelah dan membutuhkan asupan energi baru. Kampung Laweyan juga dilengkapi dengan spot-spot kuliner khas Solo yang mantap untuk dicicipi.
Hidangan-hidangan kuliner Solo yang perlu Kamu coba, di antaranya yaitu Nasi Liwet, Selat Solo, Timlo, Sate Buntel, Tengkleng, Brambang Asem, Lenjongan, Es Dawet Telasih, Es Gempol pleret dan masih banyak lagi.
Bagaimanakah ulasan di atas, apakah sudah memenuhi rasa ingin tahumu terhadap Kampung Batik Laweyan? Ayo, Segera ajak teman-teman untuk berkunjung ke sana. Mari menikmati keindahan panorama desa klasik dan belajar untuk membuat batik.