Home » Seputar Klaten » Destinasi Religi Makam Sunan Pandanaran di Bayat Kabupaten Klaten

Destinasi Religi Makam Sunan Pandanaran di Bayat Kabupaten Klaten

Peziarah yang ingin berwisata religi bisa menjadikan makam Sunan Pandanaran Klaten sebagai salah satu tujuan. Para peziarah yang datang ke tempat ini biasanya ingin minum air yang ada di Gentong Sinaga. Berikut ulasan selengkapnya:

Wisata
Makam Sunan Bayat Ki Ageng Pandanaran
Alamat  Mendin, Paseban, Kec. Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah 57462
Kabupaten Klaten
Provinsi Jawa Tengah
Maps KLIK DISINI

Mengenal Sunan Pandanaran

Di zaman Kerajaan Demak, ada salah satu wali yang menyebarkan agama Islam yaitu Sunan Pandanaran. Wali tersebut menyebarkan ajaran Islam di wilayah tembayat.

Selain itu, Sunan Pandanaran juga dikenal dengan nama Sunan Bayat dan merupakan murid Sunan Kalijaga. Nama lain dari Sunan Pandanaran adalah Pangeran Mangkubumi, Susuhunan Tembayat, dan Wahyu Widayat.

Meskipun tidak termasuk ke dalam Wali Songo, namun Sunan Pandanaran berpengaruh pada penyebaran Islam di tanah Jawa. Beliau juga menjadi bagian dari sejarah Kota Semarang.

Jalur Menuju Makam Sunan Pandanaran Klaten

Sebelum mendatangi makam Sunan Pandanaran, peziarah bisa mencari tahu mengenai jalur menuju ke tempat tersebut. Dengan begitu, peziarah bisa mengestimasi waktu dan energi yang dibutuhkan. Berikut penjelasan mengenai perjalanan yang akan dilalui menuju lokasi makan:

1. Jalan Menuju Jabalkat

Sunan Pandanaran dimakamkan di Kecamatan Bayat, tepatnya di perbukitan Gunung Jabalkat. Pengunjung yang ingin datang ke tempat ini bisa menuju Bayat di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Jabal memiliki arti gunung dan katt artinya jauh atau tinggi, sehingga Jabalkat berarti gunung yang jauh. Jabalkat dikenal sebagai tempat pengasingan yang jauh dan sulit didatangi.

Kondisi jalan menuju tempat wisata sudah memakai aspal, namun peziarah perlu berjalan kaki dari pintu masuk ke lokasi utama.

2. Jalan Setelah Pintu Masuk Area Wisata

Kendaraan kecil hanya bisa mengantarkan peziarah hingga ke pintu masuk, sementara untuk bus tersedia parkir khusus yang lebih jauh. Ketika sudah sampai di pintu masuk, makam ziarah bisa mulai mempersiapkan diri untuk berjalan kaki atau trekking.

Bagi peziarah yang tidak membawa air minum dan perbekalan, tersedia banyak warung yang berderet di sepanjang perjalanan. Peziarah juga bisa menemukan toko souvenir sebagai oleh-oleh.

Aneka souvenir yang ditawarkan ada jenang ayu, madu asli, batik, gerabah, dan lain-lain. Selain itu, toilet dan mushola juga terawat rapi untuk dipakai oleh peziarah.

3. Jalan Menuju Makam Utama

Setelah melewati pintu masuk area wisata, peziarah akan memulai perjalanan menanjak dan berundak-undak. Ada beberapa bangunan yang akan dilewati oleh peziarah. Berikut daftar bangunannya:

  • Gapura Segara Muncar dengan tulisan Murti Sarira Jleging Ratu.
  • Gapura Dhuda yang kini diganti pintu masuk dengan 235 undakan.
  • Bangsal luar dan masjid sebagai tempat istirahat para peziarah.
  • Gapura Pangrantungan yang dekat dengan masjid.
  • Gapura Plengkung Yasan Enggal, gerbang menuju makam Sunan Pandanaran.
  • Gapura Panemut di kompleks pemakaman keluarga sunan.
  • Gapura Pamencar yang masih bergaya Hindu.
  • Bale Kencur, gerbang ke kompleks makam utama.
  • Pendopo Prabayeksa tempat peziarah mengantri masuk ke makam dan berdoa.
  • Pintu Tiga yaitu pintu terakhir ke makan dengan dua Gentong Sinaga berisi air.
  • Gedhong Inten sebagai bangunan utama makam.

4. Jalan Menuju Puncak Jabalkat

Setelah mendatangi makam, peziarah bisa melanjutkan perjalanan ke puncak gunung.

Jalan menuju ke puncak gunung Jabalkat masih berbentuk jalan setapak yang biasa dipakai untuk trekking. Dengan perjalanan yang menantang, peziarah akan terpuaskan dengan pemandangan menakjubkan yang bisa dilihat dari puncak.

Demikian ulasan mengenai makam sunan Pandanaran Klaten untuk peziarah yang ingin melakukan wisata religi. Selain tempat wisata ini, peziarah juga bisa berburu kuliner Klaten terbaik. Semoga informasi ini bermanfaat.