Home » Lagu » Lirik Lagu “BANYU LANGIT” Dan Artinya yang Bikin Trenyuh

Lirik Lagu “BANYU LANGIT” Dan Artinya yang Bikin Trenyuh

Salah satu lagu yang terkenal ciptaan dari Didi Kempot adalah lagu Banyu Bangit. Seperti lagu-lagu Didi Kempot lainnya yang bernuanasa melow dengan tingkat kesedihan yang tinggi, lagu ini pun juga sama. Lagu ini bercerita dengan tema percintaan dengan mengambil latar cerita di Gunung Kidul, Jogja tepatnya di Gunung Api Purba Nglanggeran, Patuk.

Karena lirik lagu Banyu Langit memakai bahasa jawa, maka kami akan mencoba menerjemahkan lirik lagu ini dengan bahasa Indonesia agar artinya yang mendalam bisa di mengerti pembaca seluruh Indonesia.

Lirik Lagu Banyu Langit

Sworo angin
(suara angin)

Angin sing ngreridu ati
(angin yang menggores hati)

Ngelingake sliramu sing tak tresnani
(
mengingatkan dirimu yang aku cintai)

Pengen nangis
(ingin menangis)

Ngetokke eluh neng pipi
(mengeluarkan air mata di pipi)

Suwe ra weruh
(lama tidak berjumpa)

Senajan mung ono ngimpi
(walaupun hanya di mimpi)

Ngalemo, Ngalem neng dadaku
(bersandarlah, bersandarlah di dadaku)

Tambanono roso kangen neng atiku
(obatilah rasa kangen di hatiku)

Ngalemo, Ngalemo neng aku
(bersandarlah, bersandarlah di diriku)

Ben ra adem kesiram udaning dalu
(agar tidak merasa dingin terkena hujan malam hari)

Banyu langit, sing ono nduwur kayangan
(air langit, yang berada di atas kayangan)

Watu gedhe, kalingan mendunge udan
(batu besar, terhalang mendung dan hujan)

Telesono atine wong sing kasmaran
(basahilah hati orang yang sedang jatuh cinta)

Setyo janji seprene tansah kelingan
(janji setia, sampai sekarang masih teringat)

Ademe Gunung Merapi Purba
(dinginnya Gunung Merapi Purba)

Melu krungu swaramu ngomongke opo
(ikut mendengar, kamu berbicara apa)

Ademe gunung merapi purba
(dinginnya Gunung Merapi Purba)

Sing neng langgran Wonosari Yogjokarto
(yang berada di rumah daerah Wonosari Yogyakarta)

Janjine lungane ra nganti suwe suwe
(janjinya pergi tidak lama)

Pamit esuk lungane ra nganti sore
(pamit pagi pulang tidak sampai sore)

Janjine lungo ra nganti semene suwene
(janjinya pergi tidak selama ini)

Nganti kapan tak enteni sak tekane
(sampai kapan aku nanti sampai pulang)

Udan gerimis
(hujan gerimis)

Telesono klambi iki
(basahilah baju ini)

Jroning dodo
(dalam hati)

Ben ra garing ngekep janji
(agar tidak kering memeluk jani)

Ora lamis
(bukanlah omong kosong)

Gedhene nggonku nresnani
(besarnya cinta ini)

Nganti kapan
(sampai kapan)

Aku ora biso lali
(aku tidak akan bisa lupa)

Ademe Gunung Merapi Purba
(dinginnya Gunung Merapi Purba)

Melu krungu swaramu ngomongke opo
(ikut mendengar, kamu berbicara apa)

Ademe gunung merapi purba
(dinginnya Gunung Merapi Purba)

Sing neng langgran Wonosari Yogjokarto
(yang berada di rumah daerah Wonosari Yogyakarta)

Janjine lungane ra nganti suwe suwe
(janjinya pergi tidak lama)

Pamit esuk lungane ra nganti sore
(pamit pagi pulang tidak sampai sore)

Janjine lungo ra nganti semene suwene
(janjinya pergi tidak selama ini)

Nganti kapan tak enteni sak tekane
(sampai kapan aku nanti sampai pulang)

Sinopsis Cerita Lagu

Lirik lagu ini diciptakan dengan kiasan tingkat tinggi. Namun singkat ceritanya adalah lagu ini mengisahkan seseorang yang di tinggalkan oleh kekasihnya yang berjanji pergi tidak lama namun tidak pulang pulang.

Harapan besar rindu terobati dan segera bertemu dengan kekasih hati. Dengan siraman air langit berharap hati menjadi basah dan tidak kering lagi menahan kerinduan.

Baca juga : lirik lagu pamer bojo