Pada umumnya ketika terjadi luka akan menutup sendiri, namun pada orang yang mengalami kelainan karena darah tidak dapat membeku, prosesnya berlangsung lama.
Cara menandainya cukup mudah, yaitu melihat kecepatan pendarahannya berhenti. Pada kasus luka ringan, harusnya sangat cepat untuk berhenti atau membeku, namun apabila terus mengucur berarti ada kendala.
Secara mendasar, tubuh memiliki proteksi ketika menghadapi suatu luka, yaitu menggerakkan zat – zat koagulasi, seperti trombosit, fibrin, kalsium, dan lain sebagainya.
Sehingga terbentuk benteng kokoh sementara untuk menahan laju darah dari keluar pembuluh. Hal ini dilakukan untuk mencegah kehilangan darahnya serta mencegah terjadinya infeksi karena lukanya terbuka.
Namun ada suatu kondisi yang memungkinkan proses tersebut terhambat, yaitu adanya kendala pada kekurangan faktor koagulasi.
Tanda – tandanya sederhana, seperti ketika mimisan sulit berhenti, sering mengalami memar, gusi berdarah, dan terdapat darah di urine atau feses.
Ketika menghadapi kondisi tersebut kemungkinan besar terkena hemofilia.
Faktor – Faktor Penyebab Darah Tidak Dapat Membeku
Para ahli sedang mempertimbangkan penyebab kelainan karena darah tidak dapat membeku. Salah satu jawabannya adalah karena adanya kondisi mutasi genetik atau kelainan dalam proses pembentukan genetik.
Biasanya terjadi ketika proses pembentukan kromosom ketika terjadi pembuahan, namun yang rentan terkena masalah ini adalah laki – laki.
Meskipun wanita juga bisa terkena, tetapi kebanyakan hanya menjadi karier atau pembawa saja. Sangat jarang sekali terkena.
Seperti yang diduga, kelainan tersebut berdampak pada ketersediaan atau kecukupan produksi faktor koagulasi dalam tubuh. Ada berbagai macam, mulai dari faktor ke VIII, IX, dan XI.
Perbedaan kekurangan faktor tersebut membuat gejala serta kondisi tidak sempurnanya dalam membekukan darahnya berbeda – beda.
Bagi yang kekurangan faktor ke VIII cenderung menghadapi pendarahan ringan (terjadi ketika paska operasi) atau pendarahan berat sekali.
Atau ketika kekurangan faktor XI sehingga sulit diprediksi kapan terjadi pendarahan parahnya.
Bahaya Apabila Darah Sulit Membeku
Kelainan karena darah tidak dapat membeku akan berdampak pada seluruh bagian dari tubuhnya, paling umum terjadi adalah mengalami anemia.
Atau kekurangan sel darah merah akibat terus terbuang melalui luka. Kekurangan eritrosit ini tentunya akan berpengaruh pada tenaga yang mudah habis, badan terasa lemas, bahkan terjadi sakit kepala hingga pingsan.
Kondisi ini juga mengakibatkan munculnya penyakit lainnya, seperti sindrom kompartemen. Sebabnya sendiri adalah adanya peradangan pada jaringan otot, biasanya terjadi karena cedera karena beraktivitas terlalu banyak serta terjadi pembengkakan.
Apabila tidak ditangani akan berdampak pada rusaknya jaringan serta pada kondisi tertentu hingga menyebabkan kematian.
Hematuria juga mungkin terjadi ketika darahnya sulit membeku. Kondisi ini berupa munculnya darah ketika mengeluarkan urine atau sedang buang air besar.
Gejalanya sangat sederhana, ketika hendak buang air terasa sakit atau perih, dan ketika sudah dikeluarkan terdapat percampuran darah di sana. Ini terjadi karena saluran urinenya tersumbat oleh darahnya.
Bahaya terakhir adalah bisa mengakibatkan pendarahan pada otak yang mengakibatkan kerusakan pada otak serta berpotensi besar mengalami kematian.
Pendarahannya bisa terjadi karena beberapa hal, tetapi paling umum terjadi karena adanya benturan keras. Seperti ketika terjatuh dari kendaraan bermotor atau terpeleset hingga kepala terbentur secara keras.
Cara untuk Menangani Kondisi Hemofilia
Penanganan terbaik adalah dengan berusaha menutup luka secara cepat serta bersegera membawanya ke rumah sakit.
Apabila sebelumnya tidak diketahui bahwa mengidap hemofilia, maka ketika mendapati ciri – ciri darahnya sukar membeku harus segera diperiksakan terlebih dahulu.
Namun apabila sudah pernah, ketika mengalami pendarahan langsung dibawa untuk diberikan penanganan.
Biasanya penanganan pertamanya adalah memberikan transfusi darah, mengingat darahnya telah keluar banyak serta butuh penggantinya.
Kekurangan darah bisa berakibat fatal, karena tubuh tidak bisa menerima nutrisi serta oksigen yang diperlukan sebagai bahan metabolisme tubuh. Sehingga transfusi merupakan pertolongan pertamanya.
Pertolongan berikutnya disesuaikan dengan kondisi serta tingkat keparahannya.
Namun ketika sudah mengetahui memiliki kelainan karena darah tidak dapat membeku alangkah baiknya menghindari aktivitas yang menyebabkan terjadinya cedera.
Konsultasi terlebih dahulu pada dokter, ahli olahraga, serta menjaga pola makan teratur bisa terhindar dari luka.
Menghadapi luka bagi orang normal bukanlah hal besar, seperti lecet, tergores pisau, atau jatuh dari terpeleset.
Namun bagi yang memiliki kelainan harus segera mendapatkan pertolongan, karena apabila terlambat bisa membahayakan jiwanya.
Kondisi kelainan karena darah tidak dapat membeku harus mendapatkan perhatian ekstra.