Namun sesuai dengan ilmu bahasa, dalam pengucapan sapaan itu bersifat konvesional yang artinya menyesuaikan keadaan dan kondisi masyarakat sekitar. Serta dalam mengucapkan salam tidak mengikat umur, hubungan sosial dan drajat sosial.
3. Siapa yang Kerap Mengucapkannya?
Seperti halnya mengucapkan sapaan sugeng enjing tetap akan diucapkan seperti itu, meskipun yang diajak bicara memiliki umur lebih muda, punya hubungan sosial dekat maupun mempunyai kedudukan derajat rendah.
Sebab bahasa Jawa akan terasa kurang pas bila disangkut pautkan dengan unggah-ungguh basa Jawa. Misalnya saat berbicara kepada mereka yang lebih muda menggunakan basa ngoko, maka sugeng enjing dibuat ngoko akan menjadi slamet awan? Dari situlah menjelaskan sapaan ini bersifat konvesional.
Namun, jika tetap dipaksakan akan membuatnya salah kaprah. Selain itu, apa penggunaan wilujeng itu salah? Maka jawabnya yaitu tidak dan itu bisa digunakan. Sebab sesuai yang dijelaskan di awal bahwa bahasa Jawa memiliki berbagai dialek berbeda-beda membuat bahasa tiap wilayahnya pun tak sama.
Oleh sebab itu dalam penggunaan sapaan, Anda bisa menyesuaikan dengan kebiasaan masyarakat di sekitarmu. Misalnya di daerah Jogja yang terkenal dengan kehalusan orangnya, mereka cenderung menggunakan wilujeng enjing, berbeda dengan Surakarta sapaan digunakan ialah sugeng enjing.