Angka Jawa merupakan sebuah simbol angka dari Jawa dengan sistem desimal Hindu-Arab. Ia biasanya dituliskan dengan Aksara Jawa. Cara penulisannya pun sedikit berbeda, tidak bisa serta-merta ditulis begitu saja.
Angka Jawa atau Aksara Wilangan
Angka Jawa tersebut secara bentuk berbeda dengan angka pada umumnya. Penulisannya pun juga begitu, ia tidak bisa dituliskan tanpa sandhangan, yakni pada pangkat. Dimana harus ditulis sebelum dan sesudah angka atau mengapit angkanya.
Selain Aksara wilangan tersebut, dalam kehidupan sehari-hari saat ini orang Jawa lebih sering menggunakan angka biasa, namun pengucapannya tetap berbeda. Ia memiliki begitu banyak filosofi yang mendalam tentang makna sebuah kehidupan.
Jika secara bahasa, pengucapannya sangat berbeda dari bahasa Indonesia. Bahkan Angka Jawa ini memiliki 2 penyebutan yang berbeda, yakni secara kasar atau ngoko dan lebih halus dan biasa disebut dengan krama inggil.
Contohnya saja adalah 1,2,3,4,5 dan seterusnya, maka dalam ngoko dan krama inggil adalah sebagai berikut:
- Ngoko, dalam bahasa ini secara kasar kelima angka tersebut akan disebut dengan siji, loro, telu papat dan limo.
- Krama inggil, sedangkan untuk bahasa yang satu ini lebih halus lagi, yaitu setunggal, kaleh, tigo, sekawan dan gangsal.
Adapun angka-angka satuan tersebut dalam penyebutannya ternyata juga memiliki makna sendiri yang luar biasa, di antaranya yaitu:
- Siji atau setunggal dalam bahasa krama inggil ini ternyata memiliki makna akan keesaan Tuhan, dimana kata tersebut berasal dari Esa + Eka + Ika + Tunggal. Sehingga didapat kata baru yang disebut setunggal.
- Selanjutnya adalah loro atau kalih. Dimana artinya merupakan jumlah dari anggota tubuh ini, yaitu mata, telinga, tangan, kaki dan lain-lainnya yang berjumlah dua.
- Telu atau tigo (tri) yang berarti kehidupan selama di alam kandungan, dunia maupun akhirat.
- Papat atau sekawan yang bermaka kerta dan catur, yaitu kemenangan, kreatifitas dan kecerdasan
- Limo atau gangsal ini berarti panca indera dalam tubuh manusia yang jumlahnya ada lima, yaitu mata, telinga, hidung, kulit dan lidah atau disebut kekuatan diri.
- Nem yang merupakan angka enam dan berarti sebuah rasa terhadap sesama, yaitu empati dan simpati.
- Pitu ini artinya adalah sapta atau hukum yang menjunjung tinggi derajat dan kehormatan.
- Wolu ini menyimbolkal sebuah kebajikan dan kehormatan kepada manusia.
- Songo, artinya adalah semangat dan simbol kekuatan.