Sekarang ini, pemerintah sedang gencar merancang kurikulum pendidikan yang berfokus untuk membangkitkan rasa patriotisme dengan mencintai budaya bangsa Indonesia. Berbagai upaya dilakukan salah satunya yakni menghadirkan kembali mata pelajaran yang mempelajari pasangan aksara jawa.
Apa Itu Pasangan Aksara Jawa?
Jika Kamu pernah mendapat materi pembelajaran bahasa daerah di bangku sekolah khususnya tema aksara jawa, tentunya tidak asing lagi jika mendengar simbol pasangan. Namun, mungkin ada juga yang belum paham atau mengerti dengan istilah pasangan.
Lalu apa yang dimaksud pasangan, yakni sebuah simbol yang digunakan untuk mematikan atau menghilangkan huruf vokal dari aksara carakan atau dasar. Dalam penulisannya juga tidak sembarang, karena memiliki aturan berbeda-beda.
Pada intinya, setiap carakan atau kata dasar memiliki pasangan yang tidak sama. Dalam aksara jawa terdapat 20 suku kata (Ha, Na, Ca, Ra, Ka, Da, Ta, Sa, Wa, La, Pa, Dha, Ja, Ya, Nya, Ma, Ga, Ba, Tha, Nga), maka juga terdapat dua puluh jenis pasangan.
Dimana ke 20 pasangan tersebut memiliki bentuk simbol, aturan letak posisi dan cara penulisan yang berbeda-beda. Maka, dalam merangkai tulisan harus benar, karena apabila salah penempatan bisa terjadi kesalahan membaca serta mengartikannya.
Secara aturan, pasangan hanya boleh digunakan di tengah kalimat atau kata, contohnya seperti Keraton Jogja. Cara penulisannya pun dari arah kiri ke kanan. Selain itu, penting juga untuk memperhatikan posisi penulisan, karena setiap aksara memiliki letak yang berbeda-beda.
Tujuan Penggunaan Pasangan Aksara Jawa
Setelah berbicara mengenai apa pengertian dari pasangan aksara Jawa, selanjutnya membahas mengenai tujuan dari penggunaan simbol tersebut. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, bahwa aksara ini dipakai untuk membuat susunan kalimat, dimana kata terakhir tidak menggunakan huruf vokal.
Dengan kata lain, simbol pasangan dalam susunan kalimat aksara jawa digunakan untuk menulis huruf mati yang berasal dari suku kata carakan atau dasar. Seperti H, N, C, R, K, D, T, S, L, P, Dh, J, Y dan seterusnya.
Selain itu, penggunaan aksara tersebut juga memiliki fungsi untuk menghubungkan dua suku kata tertutup. Hal ini bisa dijelaskan bahwa huruf yang diikuti dengan simbol pasangan akan hilang vokalnya dan menjadi konsonan atau mati. Contohnya carakan “Ka” jadi dibaca “K” saja.
Cara dan Contoh Penulisan Pasangan Aksara Jawa
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa dalam membuat susunan kalimat aksara jawa memiliki aturan tertentu termasuk juga dalam penggunaan pasangan. Berikut ini akan dijelaskan secara rinci bagaimana cara menulis yang benar lengkap dengan contohnya.
Keterangan nomor masing-masing:
1. Ini merupakan bentuk simbol pasangan dari carakan “Ha”. Dimana dalam aturan penulisannya aksara tersebut diletakkan di belakang dan sejajar dengan aksara dasar yang akan dimatikan. Contohnya seperti kata: Wis A
2. Simbol ini merupakan bentuk pasangan dari suku kata “Na”. Dalam aturan penulisan posisinya berada di bawah serta harus disambungkan dengan aksara carakan sebelumnya yang hendak dihilangkan huruf vokalnya. Contoh: Ngocek N
3. Simbol tersebut adalah bentuk pasangan dari suku kata “Ca”. Sistem penulisan yang benar, letak posisinya berada tepat di bawah aksara carakan sebelumnya yang hendak dimatikan. Contohnya seperti: Anak C
4. Simbol ini merupakan bentuk pasangan dari kata dasar “Ra”, dalam sistem penulisan yang benar posisinya berada di bawah aksara carakan yang akan dibuat menjadi konsonan. Contohnya: Mangan R
5. Simbol tersebut adalah pasangan dari carakan “Ka”. Aturan dalam penulisan yang benar posisinya diletakkan di bagian bawah aksara sebelumnya yang akan dimatikan dan disambungkan dengan kata selanjutnya. Contohnya seperti kata: Anak K
6. Ini merupakan bentuk simbol pasangan dari carakan “Da”. Dimana dalam aturan penulisannya yang benar aksara tersebut diletakkan di bagian bawah kata sebelumnya. Contohnya seperti kata: Nonton D
7. Ini adalah pasangan dari kata dasar “Ta”, dalam sistem penulisan yang benar seharusnya simbol tersebut diletakkan di bagian bawah aksara carakan yang hendak dibuat konsonan. Contohnya: Sint
8. Bentuk simbol ini merupakan pasangan dari kata dasar “Sa”. Berdasarkan sistem penulisan yang benar posisinya berada di belakang dan sejajar dengan aksara carakan sebelumnya. Contohnya seperti: Anak S
9. Bentuk tersebut adalah pasangan dari kata dasar “Wa”. Jika ditulis sesuai aturan letaknya berada tepat di bagian bawah aksara carakah yang hendak dibuat mati atau dihilangkan huruf vokalnya. Contoh seperti :
10. Bentuk simbol ini merupakan pasangan dari kata dasar “La”. Secara aturan seharusnya dalam penulisan, di letakkan tepat di bawah aksara carakan sebelumnya yang hendak hilangkan huruf vokal. Contohnya seperti: Solo
11. Ini merupakan bentuk simbol pasangan dari kata dasar “Pa”. Dalam sistem penulisan yang benar posisi letaknya berada sejajar dan tepat dibelakang aksara carakan. Misalnya seperti: Cedhak P
12. Bentuk simbol tersebut adalah pasangan dari suku dasar “Dha”. Jika ditulis sesuai aturan letaknya berada tepat di bagian bawah aksara carakah yang hendak dibuat mati dan hendak disambungkan dengan kata berikutnya. Misalnya seperti Mundhu
13. Adalah bentuk simbol pasangan dari carakan “Ja”. Dimana dalam aturan penulisan posisinya diletakkan tepat di bawah aksara dasar yang akan dimatikan. Contohnya seperti kata: Mlinjo.
14. Ini merupakan bentuk simbol pasangan dari kata dasar “Ya”. Sama seperti aturan carakan “Ja, Dha, La, Na dan lainnya, dimana posisi letaknya berada tepat di bawah aksara sebelumnya yang hendak dimatikan menjadi konsonan. Contoh seperti anak Yatim
15. Simbol ini merupakan bentuk pasangan dari suku kata “Nya”. Dalam aturan penulisan posisinya berada di belakang sejajar serta harus disambungkan dengan aksara carakan sebelumnya. Contoh seperti Wignya
16. Ini merupakan bentuk simbol pasangan dari carakan “Ma”. Secara aturan penulisan posisinya diletakkan tepat di bawah aksara dasar yang akan dimatikan. Contohnya seperti kata: Manuk Ka
17. Simbol ini merupakan bentuk pasangan dari kata dasar “Ga”, dalam sistem penulisan yang benar posisinya berada tepat di bawah aksara carakan yang akan dibuat menjadi konsonan. Contohnya Sikil Ga
18. Simbol tersebut merupakan bentuk pasangan dari kata dasar “Ba”, dalam sistem penulisan yang benar posisinya berada di bawah aksara carakan sebelumnya. Contohnya Sikil Ba
19. Ini merupakan simbol pasangan dari carakan “Tha”. Secara bentuk memang hampir mirip dengan “dha” namun bedanya terdapat bulatan di bagian tengah. Dari segi aturan penulisan sama, yakni diletakkan di bawah aksara sebelumnya. Contoh: Dodol Thi
20. Simbol tersebut merupakan bentuk pasangan dari kata dasar “Nga”, dalam sistem penulisan yang benar posisinya berada di bawah aksara carakan sebelumnya. Contohnya Sinten Nga
Demikianlah ulasan mengenai pasangan aksara jawa khususnya seputar pengertian, fungsi atau tujuan dan cara serta petunjuk penulisannya. Kamu juga bisa mempelajari contoh tulisan aksara Jawa yang kan menambah pemahaman tentang tulisan Jawa. Semoga informasi ini bisa sumber media pembelajaran.